NCBI Genome Database adalah pusat data genom yang menyediakan informasi lengkap tentang sekuens DNA dan RNA dari berbagai organisme, termasuk manusia, hewan, tumbuhan, mikroba, dan virus. Database ini mencakup genom yang telah dianotasi dengan informasi tentang struktur gen, elemen regulator, dan variasi genetik. Data dalam NCBI Genome dapat diakses secara gratis, menjadikannya sumber utama bagi peneliti dalam studi evolusi, kedokteran, bioteknologi, dan bidang terkait. Sayangnya, ternyata data genom di NCBI, database genetik terlengkap saat ini, tidaklah selengkap yang dibayangkan. Nyatanya, sebagian besar data genom yang ada di NCBI adalah data genom Manusia dan E. coli, sedangkan data genom spesies lainnya sangatlah terbatas atau bahkan tidak tersedia. Ini menjadi sebuah peluang penelitian baru di masa depan bagi para peneliti biologi.https://youtu.be/SxuOS865M70

Para peneliti dari Yale University berhasil merekayasa ulang kode genetik organisme dengan menciptakan organisme hasil rekayasa genomik (GRO) baru bernama "Ochre," yang hanya memiliki satu varian kodon stop. Studi yang diterbitkan di jurnal Nature February 2025 ini, menunjukkan bahwa "Ochre" mengompresi kodon yang redundan menjadi satu varian kodon tunggal, memungkinkan pemanfaatan kodon yang dibebaskan untuk mengkode asam amino baru yang tidak umum. Pencapaian ini merupakan langkah besar dalam biologi sintetik karena berhasil melakukan pengeditan lebih dari 1000 varian stop kodon UAG dan UGA dari genom E. coli secara presisi dan membuka peluang untuk menciptakan protein biologis yang dapat diprogram dengan fungsi yang dapat disesuaikan serta tersusun oleh asam amino unik dan tidak umum . Dengan menggunakan teknologi AI untuk mendesain ulang faktor protein dan RNA esensial, peneliti juga berhasil memasukkan asam amino nonstandar ke dalam protein, yang berpotensi mengurangi respons imun tubuh atau meningkatkan konduktivitas biomaterial yang tentunya dapat digunakan untuk bioterapeutik dan rekayasa obat.https://youtu.be/Oucc9kGE2Pg

Metilasi DNA adalah proses epigenetik di mana gugus metil (-CH₃) ditambahkan ke molekul DNA, biasanya pada posisi sitosin di dalam urutan CpG. Mekanisme ini berperan penting dalam pengaturan ekspresi gen tanpa mengubah urutan DNA itu sendiri. Metilasi DNA dapat menekan atau mengaktifkan gen, tergantung pada lokasi dan konteksnya, sehingga berperan dalam perkembangan, diferensiasi sel, dan respons terhadap lingkungan. Disfungsi dalam pola metilasi DNA sering dikaitkan dengan berbagai penyakit, termasuk kanker, gangguan autoimun, dan gangguan perkembangan neurologis. Proses ini menjadi topik penelitian penting dalam studi epigenetik untuk memahami pengaruhnya terhadap kesehatan dan penyakit.https://youtu.be/DzgjrzpPyyU

Biohack adalah praktik mengoptimalkan tubuh dan pikiran manusia melalui berbagai teknik berbasis sains, seperti nutrisi, olahraga, suplemen, teknologi, hingga modifikasi genetika. Tujuannya bisa beragam, mulai dari meningkatkan kesehatan, memperpanjang usia, hingga meningkatkan performa kognitif dan fisik. Biohacking dapat dilakukan dengan cara sederhana, seperti mengatur pola tidur dan diet, hingga metode lebih ekstrem, seperti penggunaan implan atau terapi genetik. Lalu bagaimana dengan keamanan dan etiknya?https://youtu.be/nujXbdrrd2Y

CRISPR (Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats) adalah teknologi canggih yang memungkinkan pengeditan DNA secara presisi, diadaptasi dari sistem pertahanan bakteri terhadap virus. Dengan bantuan enzim Cas9 sebagai "gunting molekuler" dan RNA panduan untuk mengarahkan pemotongan, CRISPR dapat menghapus, mengganti, atau menambahkan segmen DNA tertentu. Teknologi ini telah merevolusi bidang kedokteran, penelitian genetik, dan pertanian, seperti untuk mengobati penyakit genetik atau menciptakan tanaman tahan hama. Meski sangat potensial, penggunaannya memicu perdebatan etika, terutama terkait modifikasi gen manusia, dan yang luput dari diskusi adalah bagaimana efek samping "side effect" dari CRISPR.https://youtu.be/scf3xzBCrYU

Boltz1 adalah tool prediksi struktur protein yang muncul sebagai pesaing AlphaFold3, dengan keunggulan dalam efisiensi dan akurasi pada berbagai jenis protein. Dikembangkan menggunakan pendekatan deep learning canggih, Boltz1 dirancang oleh tim peneliti dari MIT Jameel Clinic untuk mempercepat proses prediksi struktur protein, bahkan pada protein yang kompleks atau belum banyak dipelajari. Tool ini menonjol dengan fully-opennya serta kemampuannya dalam mengintegrasikan data sekuens protein dengan informasi interaksi molekuler, menjadikannya relevan untuk aplikasi dalam bioteknologi, penemuan obat, dan riset ilmiah. Dengan performa yang bersaing, Boltz1 menjadi alternatif menarik tools prediksi protein AlphaFold3 di era pengembangan bioinformatika modern. https://youtu.be/ptHJ88el2PI

Mirror life adalah konsep hipotetis dalam biologi yang merujuk pada bentuk kehidupan yang menggunakan molekul biomolekuler "cermin" dari yang ditemukan di kehidupan di Bumi. Dalam kehidupan yang kita kenal, molekul seperti asam amino dan gula memiliki orientasi tertentu (chiralitas) yang paling umum di alam, L form (tangan kiri) untuk asam amino dan D form (tangan kanan) untuk gula. Mirror life akan menggunakan orientasi kebalikan dari molekul ini. Studi tentang mirror life dapat membantu ilmuwan memahami asal-usul kehidupan, kemungkinan keberadaan kehidupan asing (eksobiologi), dan memberikan wawasan baru tentang biokimia alternatif yang mungkin ada di alam semesta. Namun, perlu diingat, mirror life bisa jadi membahayakan kehidupan yang telah ada saat ini! https://youtu.be/XQZxbBKYpk4

Peneliti Jepang telah atau sedang mengembangkan obat penumbuh gigi dengan cara menghambat protein USAG-1 (Uterine Sensitization Associated Gene-1). Protein ini diketahui menghambat aktivitas dua molekul penting, yaitu BMP (Bone Morphogenetic Protein) dan Wnt, yang berperan dalam pertumbuhan gigi. Dengan menghambat USAG-1 menggunakan antibodi spesifik, penelitian pada hewan model tikus menunjukkan bahwa obat ini mampu merangsang pertumbuhan gigi baru, termasuk pada individu yang kehilangan gigi karena kondisi tertentu, seperti anodontia. Penemuan ini berpotensi menjadi terobosan besar dalam bidang kedokteran gigi, menawarkan alternatif alami untuk perawatan gigi yang hilang tanpa menggunakan implan. Meski demikian, untuk diterapkan pada manusia, obat ini masihlah memerlukan penelitian lebih lanjut. https://youtu.be/h2pXiHaJLUg