Di tengah hiruk-pikuk kota menjelang senja, seorang dokter muda tanpa sengaja bertemu dengan seorang pria paruh baya yang duduk di depan supermarket sambil merokok. Berniat menegur dengan niat baik, dokter itu justru mendapat jawaban yang tak terduga — rokok bukan sekadar kebiasaan buruk bagi pria itu, melainkan satu-satunya cara bertahan menghadapi kerasnya hidup dan beban keluarga kecilnya.
Pertemuan singkat itu mengajarkan sang dokter bahwa di balik setiap asap rokok, ada luka, lelah, dan cerita yang sering luput dari pandangan. Cerita ini bukan hanya soal rokok, tapi tentang bagaimana manusia mencari pegangan di tengah hidup yang berat — meski terkadang dengan cara yang salah. Sebuah pertemuan sederhana yang menyisakan renungan panjang tentang empati, pilihan hidup, dan realita yang jarang terlihat.